.comment-link {margin-left:.6em;}

>>B I T T E R - S W E E T<<

<$all review$>

Thursday, March 30, 2006

cure word by systa...?



1 massage recieved
sent: 29-mar-06 7:30:35 PM
FROM: Syst
*MENCINTAI ITU MENGAGUMI DALAM HATI, MENGAGUMI ITU MENCINTAI DENGAN PIKIRAN*

comment : whaatt? bener nggak sih ta?
are u sure this word will cure something?

Wednesday, March 22, 2006

relatiONship abOUT

STANDING ON HIS SHOES

Gw bukan mo ngereview buku. Buku ini gw pasang disini Cuma mo ngambil judulnya doank. Sempat gw baca di gramedia point-point nya aja –maaf ya buat satpam gramedia yang sudah melototin saya karena nongkrong sambil baca buku itu lama-lama- masalahnya gw nggak niat beli buku :P

Buku ini seperti juga buku2 motivate yang lain tentang getting relationship. Malah ada yang memperumpamakan woman from venus and man from mars. So what’s the point? Bahwa wanita berbeda dengan pria? Jelas. Tapi sayangnya jarang ada yang mengerti bahwa wanita berbeda dengan pria dan pria berbeda dengan wanita dan menempatkan keduanya dalam porsi yang sesuai dengan qualifikasinya. Am I right?

“tinggalkan sejenak high heels anda, berdirilah diatas sepatu pria dan pandanglah dunia dari sudut pandang mereka”

Dari mana ya mereka bisa menulis bagaimana pria dan bagaimana wanita?
Dari pengalaman?
Dari literature?
Dari angket?
So whats the point anyway?

How bout gay or lesbian? On this millennium century, they grown so well and feel freedom about it. “we are two man married, karena married kita menjadi solid” –phillips gay on Kick Andy show- METROTV
Okey, they are two man married, soooo? Life gol nya apa pak? Bapak-bapak yang tua bersama? Love is blind isn’t?

Kalo gw sih, it’s all about compromise! Hubungan wanita dan pria memang gampang-gampang susah, tapi dengan kompromi, gw rasa hasilnya bakal nggak jelek-jelek amat. Banyak orang yang karena tersakiti menjadi berbeda arah pandangnya. Yang wanita melepas keyakinan. Lepas pake jilbab semisal, banyak tuh artis2 yang gitu.

Kenapa bo’? I don’t know! ask her…
Malah memamerkan dirinya sudah terlepas dari apa yang dia yakini sendiri. Ngelihat dia jadi ngerasa ngelihat hantu gw! Hehehehe….

Kenapa menyangkal apa yang sudah ditetapkan diri? It’s about our self do we? Dan jilbab itu komitmen diri lho! Ada juga yang menjadi lesbian. Some people said, ini pilihan! Bukan…itu bukan pilihan. Itu kesalahan. Bagaimana kamu para wanita memaksa masuk ke toilet pria? Itu sudah jelas-jelas salah.

Tapi saya tidak menganggap gay or lesbian is bad, they just wrong. And please, before u choose those way, think about it again and again and again…sakit hati bisa dibaikin kok, satu satunya, tetap lurus dan jalani hidupmu, jangan jadikan dirimu korban. Simple isn’t? ga usah yang aneh2 deh…

Sunday, March 19, 2006

A novel by Syamedi Dean


L.S.D.F & J.P.V.F.K
A novel by Syahmedi Dean

Ada sebuah kata yang menarik minat saya tentang jenjang social yang ada di lingkungan dunia saya. yang berada di bawah tidak akan tahu apa yang terjadi diatas. Yang berada diatas enggan untuk menunduk ke bawah. dan berada ditengah-tengah adalah pengecualian.

Menjadi masyarakat bawah ada enaknya. Dia nggak perlu melirik sana sini, tergiur oleh sesuatu dan melakukan segala cara untuk mendapatkan sesuatu itu. Menjadi masyarakat atas sebaliknya. Selalu dikejar untuk bisa mendapatkan lebih dan lebih. Karena semakin dia diatas semakin kencang angin mendera. Melecut keberaniannya, mencambuk cengkeramannya. Pilihannya hanya dua, berusaha lebih keras atau meluncur kebawah.

Menjadi masyarakat abstain juga susah-susah gampang. Manusia yang tahu rasanya mobil tidak akan mau mengendarai becak. Yang sudah merasakan rasanya pahit juga akan enggan untuk mencicipi kembali. Tapi dia tidak ingin dipecut. Dia tidak ingin menjual moral dengan sesuatu yang abstrak. Dia hanya ingin menikmati gambaran di luar jendela dengan secangkir kopi manis. Walo pahit tapi masih ada manisnya.

Inilah buku yang bisa membuat saya menulis coretan ini dalam blog saya. buku ini completely aboout how’s to be hedon! Gila Brand –yup, it is-. Antara fashion addict, metro society and being reality. Bagi masyarakat bawah seperti saya, membaca buku ini seperti melihat sungai yang mengalir ke atas –is it possible?-

Apakah ada orang yang akan membeli sebuah sepatu dengan 29 juta? Some hedonis society said

“oh Dhaghling…where have u been?”

Padahal kalau saya di dalam toko sepatu dan melihat sepatu yang saya suka berlabel 1,5 jt, saya akan membolak balik sepatu itu, dimana letak emas itu berada? Di lapisan sol nya? Harga 1,5 jt hanya untuk sepasang sepatu pasti ada sesuatu yang membuatnya istimewa right? Something called precious. Berharga bagi saya adalah sesuatu yang bernilai lebih nantinya, bukan semakin umur hanya menjadi barang bekas.

Tapi saya mencoba realistis. Saya tidak hidup di hedonis society seperti mereka. mungkin benar kata orang tua bilang, semakin banyak pendapatan akan semakin banyak pengeluaran. Berpenghasilan 20 jt sebulan mungkin akan menganggap mengeluarkan uang 1,5 jt tidak ada apa-apanya. Right?

Yang aneh adalah orang yang maksa. Hanya ingin diterima di dunia hedon, dia rela menjual precious dirinya dengan sebuah harga. Bukankah itu tidak bisa dinilai dengan materi? Bukankah diri tidak bisa diberi label harga?

Sok suci adalah merasa dirinya suci padahal kenyataannya dia juga melakukan itu.
Berpikir lurus adalah menempatkan sesuatunya pada 2 hal yang jelas. Benar dan salah. Nggak bisa ditawar, nggak bisa dinego.

Syahmedi Dean inspirited me that way…..  

    

fall in love


Aku jatuh cinta
Tuk kesekian kali
Baru kali ini kurasakan
Cinta sesungguhnya
Tak seperti dulu
Kali ini ada perbedaan…

Cinta bukan sekedar kata-kata indah
Cinta bukan sekedar buaian….

Jadi ingat lagunya Dewa “lagu Cinta”. Orang bijak bilang, cinta tidak harus memiliki. Penderita cinta bilang bagaimana kita mengekspresikan cinta kalau tidak bisa memiliki?

Kadang di curhati teman sementara kondisi kita lagi tidak falling in love juga, pikiran jadi macet. Seperti di kuis-kuis. Berdiri di depan podium, tangan sudah terlanjur memencet bel. Sewaktu pembawa acara menunjuk

“yak’…mbak, apa jawabannya?”

Kita membuka mulut, dan jawaban yang keluar tidak sesuai dengan apa yang diminta.

Jawaban yang keluar malah pikiran rasional semisal “ya sudah, kalau memang nggak bisa memiliki, kenapa diterusin. Lupain aja…toh kamu tetap punya kehidupan yang harus dijalanin”. Memang sih, jawaban akhirnya akan seperti itu tapi berhubung dalam kondisi mellow, dia akan bilang

“jadi gitu ya? itu sih gw juga tau”

Huehuehue….berasa jadi penjahat gw…

Aduh…maaf ya maaf! Untuk siapapun yang pernah sakit karena this l.o.v.e, cinta memang bisa membuat orang menjadi ‘hidup’, tapi hidup kurasa bukan hanya untuk cinta. Kenapa harus dihancurkan hanya karena cinta? Ridiculous right….?

Masih banyak cinta-cinta lain yang patut untuk dikejar. Masih ada hidup-hidup lain yang harus dicapai. Cinta itu adalah ‘rasa’. Ada pahit, ada manis, ada sedih, ada gembira, jadi nikmati aja.