------>>>in my confession<---------
Tuhan saya ingin meminta satu hal, tapi saya malu untuk mengucapkan selagi masih banyak dosa yang saya buat tanpa saya sadari atau yang memang sudah saya rencanakan.
Tuhan, ingin sekali saya memanjatkan sebuah permohonan tapi kenapa bibir ini kelu begitu menyadari bahwa doa saya belum cukup untuk menebus satu saja kelalaian.
Tuhan, betapa saya ingin menengadahkan tangan tapi itupun tidak mampu saya
lakukan mengingat betapa iman ini tak cukup mampu untuk menggerakkannya.
Tuhan, kenapa saya selalu bilang ‘tidak’ ketika semua orang bilang iya?
Kenapa hidup ini tidak cukup bagi saya untuk berjalan sebagaimana adanya.
Kenapa saya tidak bisa untuk meninggalkan kebiasaan memilah penting dan nggak penting suatu hal yang perlu dibicarakan?
Kenapa saya merasa sendiri di tengah keramaian?
Kenapa saya merasa hidup ini terlalu membosankan?
Kenapa waktu ini berjalan dengan begitu cepat?
Kenapa hanya saya yang merasa bahwa hidup adalah kebasian yang mengarat?
Tuhan, seandainya saya bisa mengucapkan Rasa syukur tanpa ada kata “tapi tuhan…”Di akhir kalimat.
Tuhan, ingin sekali saya memanjatkan sebuah permohonan tapi kenapa bibir ini kelu begitu menyadari bahwa doa saya belum cukup untuk menebus satu saja kelalaian.
Tuhan, betapa saya ingin menengadahkan tangan tapi itupun tidak mampu saya
lakukan mengingat betapa iman ini tak cukup mampu untuk menggerakkannya.
Tuhan, kenapa saya selalu bilang ‘tidak’ ketika semua orang bilang iya?
Kenapa hidup ini tidak cukup bagi saya untuk berjalan sebagaimana adanya.
Kenapa saya tidak bisa untuk meninggalkan kebiasaan memilah penting dan nggak penting suatu hal yang perlu dibicarakan?
Kenapa saya merasa sendiri di tengah keramaian?
Kenapa saya merasa hidup ini terlalu membosankan?
Kenapa waktu ini berjalan dengan begitu cepat?
Kenapa hanya saya yang merasa bahwa hidup adalah kebasian yang mengarat?
Tuhan, seandainya saya bisa mengucapkan Rasa syukur tanpa ada kata “tapi tuhan…”Di akhir kalimat.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home