.comment-link {margin-left:.6em;}

>>B I T T E R - S W E E T<<

<$all review$>

Friday, June 24, 2005

HIDUP ITU

MEMOIRS OF GEISHA

Waktu aku menutup buku ini, aku tertegun. dunia terlihat dilemma. Chiyo a.k.a Sayuri mau tidak mau mengalami tahap-tahap hidupnya penuh dilemma. Seandainya dia tetap hidup di rumah mabuk, bersama ayah yang sudah tua, kakak yang bodoh dan ibu yang sakit-sakitan. Mungkin dia bahagia, bahagia karena dia bisa menikmati dunia ini sebebas-bebasnya (apakah iya?) karena dia hidup tidak dengan kondisi yang berkecukupan. Siapa yang akan membantunya mencari nafkah kalo ternyata ibu dan ayahnya mati tak lama kemudian? DILEMA.

Ketika pada akhirnya Tuan Tanaka membawanya dan memasukkan ke Okiya, adakah dia bahagia? secara materi iya! Karena dia menjadi geisha termahal di Gion, bahkan menjadi salah satu Geisha terbesar di Jepang. Lalu bagaimana dengan masa kecilnya? Masa dimana dia bisa menikmati rumah mabuknya dari seberang bukit, menikmati air laut yang menerjang kapal2 nelayan. Proses menjadi seorang Geisha telah mendorong masa kecilnya pergi. Tidak tersisa, bahkan kehilangan keperawanan di usia 15 tahun. Adilkah? DILEMA.

Menjadi Geisha pun tidak memberikan kebebasan seperti yang dia inginkan. (money can’t buy!). “mungkin yang kau maksudkan adalah kau menginginkan sesuatu yang lebih dari kebaikan. Dan itu sesuatu yang tak berhak kauminta!” apa sih yang tidak berhak? Sayuri hanya menginginkan seorang danna yang dicintainya untuk menjalani hidup. Cinta pun terlarang bagi seorang Geisha. Apalah hidup yang tak di dasari oleh cinta? KETERBATASAN.

Menanyakan adil dan tidaknya hidup?
Aku kadang tersenyum. Hidup itu unique! Karena sebenarnya manusia tidak ditakdirkan memiliki segalanya. Dia memegang yang satu, dia harus bisa mengorbankan yang lain. Tidak adil? Bukan! itulah manusia. Kenapa kita selalu menuntut keadilan? Karena kita melihat hanya dengan satu sisi mata dan sisi yang lain menutup!. Kita terkadang kehilangan sesuatu tapi kita tidak menyadari kita baru memiliki sesuatu yang baru, iya kan? Karena kadang merasa kehilangan itu bisa sangat membutakan.

Mameha said “astaga Sayuri, bagaimana menurutmu hidup seorang Geisha? Kita tidak menjadi geisha agar hidup kita memuaskan. Kita menjadi Geisha karena kita tidak punya pilihan lain”

AKU CINTA BUKU INI! Dia telah menyeret saya selangkah lagi menjadi dewasa.

1 Comments:

At 24/6/05 10:03 AM, Blogger pangerankucing said...

You've turn to be a very good writer as i see. Keep up the good work. I love the way you write on your blog. miawwwww - scratch

 

Post a Comment

<< Home