SUNDAY MORNING!
WHAT A GREAT SUNDAY
Saatnya berburu buku!. Menikmati jam bebas dari rutinitas harus direncanakan dengan baik. Minggu ini aku memutuskan naik becak. Itu adalah kemewahan tersendiri. Bayangkan! Yang perlu aku lakukan hanya duduk manis, menikmati angin berhembus, tidak perlu berbagi dengan siapapun dan mendengarkan irama itu! Suara gir dan rantai yang beradu –kriet cklek kriet cklek-, perpaduan unik yang jarang aku dengar saban hari. Dan akhir dari semua kemewahan becak adalah bisa menikmati seulas senyum lega tukang becak ketika ongkos kusodorkan. INDAHNYA! Senyumku yang tidak bisa aku pandang ketika aku mengecek transfer gaji, susah lagi! coba aja memandang wajah sendiri di kaca ATM tembus pandang. Some my friend said “wajahmu jadi perpaduan antara bersemu merah dan geli”. Seperti bapak becak ini kah? Ah sudahlah! Yang jelas, senyumnya lebih indah dari senyum foto-foto artis atau tokoh politik manapun.
Aku menemukan buku itu, 5cm yang dielu-elukan PUZ. Dalam hati aku merasa tidak enak, bagaimana bisa? Mbak yang jaga toko sampai membuka segel agar aku bisa membacanya padahal aku masih tidak ada niatan untuk beli. Aku hanya ingin tahu seberapa ‘dahsyat’ isinya, tapi apa gunanya buku kalau tidak untuk dibaca right?
Start to read, “I...JUST RUN”, bab 1. lumayan, penuturannya sederhana dan mengalir dengan natural. Bab 2 leher tidak bisa diajak kompromi, bahu mulai berat dan kaki kesemutan. Tapi hati tidak berusaha untuk berontak, jadi aku teruskan membaca.
Sekelebat kaki yang sama untuk kesekian kalinya lewat di depanku, aku terus membaca. Apakah orang ini aku kenal? bisikku dalam hati. Penasaran juga, aku mengangkat kepala. Sepasang kaki itu milik satpam GRAMEDIA, dia lewat di depanku dengan pandangan tajam. AHAHAHA...kelamaan baca ya?
Hehehe...”don’t worry pak! Ntar juga gw beli, tapi nggak sekarang!!” kuharap tatapan balasanku berkata demikian. Dia berlalu pergi dengan senyum sinis, aku mengembalikan buku hitam itu kembali ke rak. jadi nyesel nggak bawa dompet dan uang lebih. Niatnya sih emang demikian, duit di kantong cukup buat makan siang ama ongkos pulang doank! Cara terbagus mengontrol pengeluaran!
Saatnya berburu buku!. Menikmati jam bebas dari rutinitas harus direncanakan dengan baik. Minggu ini aku memutuskan naik becak. Itu adalah kemewahan tersendiri. Bayangkan! Yang perlu aku lakukan hanya duduk manis, menikmati angin berhembus, tidak perlu berbagi dengan siapapun dan mendengarkan irama itu! Suara gir dan rantai yang beradu –kriet cklek kriet cklek-, perpaduan unik yang jarang aku dengar saban hari. Dan akhir dari semua kemewahan becak adalah bisa menikmati seulas senyum lega tukang becak ketika ongkos kusodorkan. INDAHNYA! Senyumku yang tidak bisa aku pandang ketika aku mengecek transfer gaji, susah lagi! coba aja memandang wajah sendiri di kaca ATM tembus pandang. Some my friend said “wajahmu jadi perpaduan antara bersemu merah dan geli”. Seperti bapak becak ini kah? Ah sudahlah! Yang jelas, senyumnya lebih indah dari senyum foto-foto artis atau tokoh politik manapun.
Aku menemukan buku itu, 5cm yang dielu-elukan PUZ. Dalam hati aku merasa tidak enak, bagaimana bisa? Mbak yang jaga toko sampai membuka segel agar aku bisa membacanya padahal aku masih tidak ada niatan untuk beli. Aku hanya ingin tahu seberapa ‘dahsyat’ isinya, tapi apa gunanya buku kalau tidak untuk dibaca right?
Start to read, “I...JUST RUN”, bab 1. lumayan, penuturannya sederhana dan mengalir dengan natural. Bab 2 leher tidak bisa diajak kompromi, bahu mulai berat dan kaki kesemutan. Tapi hati tidak berusaha untuk berontak, jadi aku teruskan membaca.
Sekelebat kaki yang sama untuk kesekian kalinya lewat di depanku, aku terus membaca. Apakah orang ini aku kenal? bisikku dalam hati. Penasaran juga, aku mengangkat kepala. Sepasang kaki itu milik satpam GRAMEDIA, dia lewat di depanku dengan pandangan tajam. AHAHAHA...kelamaan baca ya?
Hehehe...”don’t worry pak! Ntar juga gw beli, tapi nggak sekarang!!” kuharap tatapan balasanku berkata demikian. Dia berlalu pergi dengan senyum sinis, aku mengembalikan buku hitam itu kembali ke rak. jadi nyesel nggak bawa dompet dan uang lebih. Niatnya sih emang demikian, duit di kantong cukup buat makan siang ama ongkos pulang doank! Cara terbagus mengontrol pengeluaran!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home