.comment-link {margin-left:.6em;}

>>B I T T E R - S W E E T<<

<$all review$>

Sunday, July 09, 2006

BAD TEMPER

A : pernahkah kamu merasa marah tanpa alas an?
B : pernah…
A : alasannya?
B : karena tidak ada alasannya aku marah. Kadang itu terjadi. Marah tiba-tiba, sakit hati tiba-tiba, benci tiba-tiba, nggak jelas kenapa. Waktu Tanya ke diri sendiri, kenapa marah? Jawabannya nggak ada! Trus pertanyaan kedua, masih dari orang yang sama, yaitu diri sendiri. Bosan? Mungkin. Bosan apa? Nggak tahu, bosan aja. Lalu, si penanya linglung, malah ikut-ikutan marah tanpa alasan.
A : marah terjadi karena apa ya?
B : banyak. Nggak cocok bajunya, nggak bagus moodnya, nggak jelas pengen apa, nggak ngerti apa yang dipengen, marah karena disakiti seseorang, pengen tapi nggak mampu memenuhi, sirik dengan seseorang, sakit hati karena diganggu pas ngerjain sesuatu yang disenangi, gembira tanpa alasan. Banyak!
A : ada gitu gembira tanpa alasan?
B : ada, entah kenapa tiba-tiba merasa gembira. Senang. Happy sampe bisa jingkrak jingkrak. Dengerin musik misalnya. Bercanda dengan sahabat, adek, mother, seseorang. Menjadi benar-benar bahagia.
A : lalu kenapa itu juga membuatmu marah?
B : itu tadi, marah karena bergembira yang keterlaluan. Gembira membuat kita berpikir akan mengalami apa gue sampe bisa gembira kek gini? Emang sih, itu kan mitos. Karena berpikir seperti itu, apa yang dipikirkan jadi benar-benar dialami. Because that paranoid thing. Tapi logikanya, gembira itu kan candu. Ketika kita mengalami kegembiraan, kita akan berharap setiap hari kita mengalami kegembiraan yang sama, padahal itu nggak mungkin! Namanya hidup ada pasang surutnya setiap hari. Maka dari itu, ketika kita mengalami kegembiraan dan besoknya kegembiraan itu tidak segembira yang kita inginkan, kita menjadi kecewa yang teramat sangat.
A : oh, begitu ya? Sekarang masih marah?
B : masih, tapi sekarang ada alasannya.
A : kenapa lagi?
–sambil tersenyum geli-
B : karena di rumah, kopi lagi habis. Aku nggak bisa nggak minum kopi. Rasanya kepala pusing seharian.
A : itu kan sugesti, karena tidak minum kopi, yak an?
B : mungkin, yang jelas sekarang aku jengkel sekali. Pagi-pagi sekali harusnya aku sudah minum kopi.
A : kenapa nggak dibuat jalan-jalan aja?
B : ya, sudah direncanakan. Tapi nggak tahu kemana. Mungkin ke tempat yang tenang. Pemandangan hijau. Pengen sekali naik gunung. Sudah lama tidak melakukan. Rasanya pasti menyejukkan. Pikiran tenang. Nggak mikir apa-apa. Nggak menghirup racun. Tau nggak sih kalo banyak racun di dunia ini?
A : wah, nggak tau tuh. Racun apa kira-kira?
B : banyak! Racun yang bisa merusak fisik dan otak. Racun co2, udara yang banyak kuman, pembakaran knalpot yang tidak sempurna, fitnah, gossip gossip nggak penting. Banyak tuh meracuni ibu-ibu rumah tangga, termasuk aku!
A : kok mau aja diracuni?
- lagi-lagi tersenyum-
B : tepatnya bukan konteks ‘mau aja’ tapi tuntutan bersosialisasi. Sedikit-sedikit harus tau apa yang lagi in, bukan maksud untuk bergossip, Cuma biar nyambung aja kalo lagi ngobrolin ginian di kantor. Susah juga kan kalo komunitas di kantor hobbynya bergosip dan kita tidak. Pembicaraan jadi nggak nyambung. Si a ngomong artis b dan kita Cuma bengong tidak tahu harus ngomong apa. Nggak mau terlibat kok ya kesannya sombong, tidak mau bersosialisasi dan segala macam. Daripada diam sedikit-sedikit berkomentar lah, biar tidak dikatain gapsip
A : apa tuh gap sip?
B : gagap gossip
A : huahahahahaha….kayaknya sekarang sudah nggak marah, buktinya bisa becanda.
B : sudah berkurang, even kopi-addict nya masih
A : mo Tanya apa lagi ya…
B : nah, itu juga jadi alasan kenapa kadang kita marah tanpa alasan!
A : apa? Karena nggak tahu harus bertanya apa?
B : bukan, karena ketidaktahuan kenapa kita marah
A : ah, itu lagi, memang benar-benar membuatmu jengkel ya?
B : iya! Sangat!
A : sering mengalami?
B : sering! Apa kamu tidak, kita kan kembar! Dasar bodoh!
A : ah, sebenarnya aku tidak marah kalau kamu tidak memulai
B : oh, jadi kamu si miss sabar? Hah?
A : tuh kan, padahal aku menjawabnya dengan biasa saja, kenapa kamu yang marah?
B : hmm…iya ya.
A : kita lanjutin lain kali ya?
B : tuh kan! Kamu sedikit-sedikit pergi! Mo kemana?
A : tugasku sudah selesai. Kamu sudah nggak marah lagi, sekarang kamu hanya jengkel! Nikmati saja lah, hidup kan memang begitu. Harus ada pasang surut, biar semuanya berjalan sesuai aturan tuhan.
B : sialan! Ya sudah, pergi sana! Siapa yang butuh!BETE
A : see u

Obrolan maha penting antara aku dan diriku sendiri di pagi buta tanpa secangkir kopi.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home